Senin, 09 April 2012

Sumba Barat butuh kalian semua !!!



WANOKAKA, KOMPAS.com - Pemandu wisata di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur sebagian besar bukan orang Sumba Barat. Padahal sebagai kabupaten yang pariwisatanya paling berkembang di Pulau Sumba, penting bagi Sumba Barat memiliki pemandu asli Sumba Barat.
"Di Sumba Barat paling ada hanya tiga orang yang asli Sumba Barat, itu termasuk saya," kata Jhon, seorang pemandu wisata yang saat ditemui Kompas.com tengah mengantar turis menyaksikan Festival Pasola di Wanokaka, Kamis (14/3/2012).
Menurut Jhon, di Sumba Barat ada sekitar 6 pemandu wisata, tiga merupakan orang asli Sumba Barat dan sisanya pendatang. Selain itu, banyak pula pemandu wisata yang berbasis di kota lain dan masuk ke Sumba Barat untuk memandu tamu.
"Semua hanya bisa Bahasa Inggris. Kami belum bersertifikat tapi sedang pelatihan untuk mendapatkanlicense guide," tutur Jhon.
Ia sendiri belajar bahasa Inggris secara otodidak. Awalnya ia bekerja di hotel sebagai room boy sambil belajar bahasa Inggris, sampai akhirnya ia mencoba menjadi pemandu wisata.
Sementara itu, Remu Nusa Putra dari Sumba Travel yang biasa menangani wisatawan mancanegara untuk tur ke Sumba, menuturkan bahasa menjadi salah satu kendala. Sebab, pemandu wisata di Sumba Barat hanya bisa bahasa Inggris.
Padahal banyak turis asing yang tidak bisa bahasa ini, seperti turis asal Perancis yang memang banyak datang ke Sumba Barat. Ia sendiri berharap lebih banyak orang asli Sumba Barat yang menjadi pemandu wisata.
"Minimal kalau dia orang Sumba lebih paham dan mengerti budaya Sumba," jelasnya.
Ia juga mengamati selama ini di Sumba Barat tidak ada wadah seperti HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia). Sehingga, lanjutnya, informasi tentang Sumba Barat tidak menyeluruh dan satu.
"Guide yang ada tidak pernah dibimbing oleh stake holder di Sumba Barat dan menjalani apa yang mereka ketahui saja. Jadi versi mereka masing-masing. Misalnya guide satu jelaskan tentang rumah adat versi ini, guide lain beda lagi penjelasannya," ungkapnya.
Menurut Kabid Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Anisa Umar, sebenarnya pihak dinas pernah menyelenggarakan pelatihan untuk mendapatkan sertifikasi pemandu wisata. Namun hal tersebut terjadi sekitar 3 tahun yang lalu dan pada saat itu peminatnya masih sangat sedikit.
"Jadi ada sebenarnya pemandu wisata di Sumba Barat yang telah bersertifikasi. Kami memang ada rencana membuat pelatihan lagi, tapi sebelumnya kami akan buat pelatihan biro perjalanan wisata terlebih dahulu," jelasnya.
Selama ini, tambah Anisa, biro perjalanan wisata di Sumba Barat masih sangat sedikit dan biasanya hanya menjual tiket. Ia berharap biro perjalanan wisata lebih banyak menjual paket-paket tur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar